Beban Operasional Bank Syariah Masih Tinggi

Bisnis.com, JAKARTA--Tingkat efisiensi perbankan syariah belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang tercermin dari angka Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan syariah Tanah Air pada tahun ini tetap tinggi, seiring dengan tingginya biaya pencadangan.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per April 2015 BOPO perbankan syariah nasional berada di level 96,69% atau meningkat 12,19% dari BOPO pada April tahun lalu yang sebesar 84,50%. Secara bulanan (month-to-month) BOPO perbankan syariah per April 2015 meningkat sebesar 71 basis poin (bps) dibandingkan per Maret 2015.

Direktur Bisnis PT BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan bank syariah menghadapi dua masalah yang menyebabkan peningkatan beban operasional bank, yakni pertumbuhan kredit yang melesat (overheating) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank (PPAP).
"Kalau untuk tahun ini sepertinya PPAP yang menjadi masalah, karena biaya pencadangan pembiayaan naik," ucapnya kepada Bisnis.com baru-baru ini.
Imam menyatakan angka BOPO perseroan saat ini masih berada di sekitar angka 90%. Dia optimistis, dibandingkan tahun lalu BOPO perseroan terjadi penurunan. Hal ini disebabkan pada tahun lalu perseroan membuka beberapa kantor cabang dan baru berkontribusi pada tahun ini.
Senada, Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto mengatakan BOPO perbankan syariah masih tinggi akibat biaya provisi. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) ini menyebutkan BOPO perusahaan yang dipimpinnya masih berada di angka 91,57% per kuartal I/2015.
"Biaya provisi kami masih tinggi, itu tandanya kualitas pembiayaanexisting kami masih perlu perbaikan," katanya.
Agus menuturkan pada tahun lalu, biaya pencadangan perseroan lebih dari Rp1 triliun. Adapun pada tahun ini, Direktur Keuangan dan Strategi BSM Agus Dwi Handaya mengatakan perseroan menganggarkan biaya pencadangan senilai Rp500 miliar hingga Rp700 miliar pada tahun ini.
Per semester I, biaya yang dicadangkan senilai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar. Menurutnya, biaya pencadangan perseroan dapat turun apabila BSM berhasil menghimpun kembali pembiayaan-pembiayaan bermasalah.
"Collection itu mengurangi PPAP. Sampai akhir tahun, kami targetkancollection kami sekitar Rp400 miliar. Kalau bisa ya lebih supaya tidak ada biaya PPAP," katanya.

Sumber: www.bisnis.com

Terimakasih telah berkunjung ke blog Gustani.ID, Semoga bermanfaat !
EmoticonEmoticon